You dont have javascript enabled! Please enable it!

DANDY ALKATIRI – Sebuah (Beberapa) Alasan Untuk Dunia Yang Terus Butuh Atas Orang Miskin.

Pendahuluan

Kemiskinan kerap kali dipandang sebagai salah satu masalah serius yang harus diatasi. Banyak paham seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme dan -isme lainnya telah mencoba mengatasi masalah-masalah yang sudah seperti radio rusak selalu kita dengar atau televisi rusak rasanya tidak salah juga kita sebut begitu karena nyatanya kemiskinan selalu kita dapati di daratan bumi manapun. Namun, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, keberadaan orang miskin memiliki peranan penting dalam masyarakat, baik dari sisi agama Islam khususnya maupun ekonomi. Dalam teks argumentasi ini, akan dibahas mengapa dunia membutuhkan orang miskin dari kedua perspektif tersebut. Opini saya bersandarkan pada situasi maupun kondisi yang saya rasakan dan lihat apa adanya khususnya di Sumatera, Indonesia. Tiap-tiap argumen yang dipertunjukkan pada file ini dapat dipertanggung jawabkan oleh Dandy Alkatiri (penulis), dan rasanya topik ini sangat cocok untuk didiskusikan bersama dengan cemilan kantin juga minuman dingin di atas meja kelas.

 

Argumentasi (Perspektif Ekonomi)

  1. Meskipun Fir’aun dikatakan hebat dengan membangun piramida dan arsitektur lainnya, tak bisa dipungkiri bahwa orang miskin lah yang memeras keringatnya untuk merealisasikan kehendak raja-raja mereka, halnya sama seperti saat ini di mana orang-orang miskin seringkali mengisi pekerjaan yang kurang diminati oleh orang lain, seperti pekerjaan kasar dan berupah rendah. Dan nyatanya pekerjaan ini sangat penting dalam menunjang perekonomian, seperti di sektor pertanian, konstruksi, dan jasa. Tanpa mereka, banyak pekerjaan penting mungkin tidak akan terpenuhi. Hal-hal yang dipandang sebelah mata inilah yang menjadi tangan-tangan dan alat-alat untuk mewujudkan impian-impian yang diimpikan orang-orang berada maupun bertakhta. Sekali lagi saya katakan bahwa dunia ini benar-benar dibangun dari tangan-tangan orang-orang yang dianggap kurang berada. Adalah malapetaka jika hanya ada orang-orang yang mampu merancang dan merencanakan di dunia ini karena tanpa mereka yang mau dibayar/diupah dengan untuk melakukan pekerjaan kasar dan sebagainya maka dunia ini tak ubahnya mimpi-mimpi yang hanya bisa dibayangkan tanpa dilihat nyata oleh mata. Penting juga kita sadari bahwa kita juga harus menghargai tiap-tiap usaha yang telah mereka lakukan demi mencapai impian kita menjadi hal yang nyata adanya, meskipun mereka diupah rendah namun rasa menghargai harus kita pelihara dengan memberikan sedikit dari apa yang kita punya kepada mereka-mereka itu.

 

  1. Dalam opini saya bersandarkan pada situasi yang terjadi di masyarakat meskipun daya beli orang miskin mungkin dikatakan rendah dibandingkan dengan orang-orang yang cukup berada, orang miskin tetap menjadi konsumen yang signifikan bagi berbagai produk dan jasa. Mereka menciptakan permintaan untuk barang-barang dasar dan murah, yang pada gilirannya mendorong produksi dan perekonomian. Maka dengan adanya orang-orang miskin berbagai produk dan jasa yang tergolong masih dalam tahap perkembangan serta mematok harga murah dapat mencapai target usaha mereka. Orang-orang miskin seakan-akan bahu-membahu mendongkrak Perusahaan-perusahaan maupun pengusaha-pengusaha yang masih mulai merintis dengan harga yang terjangkau. Hubungan mutualisme yang harmonis pun terjalin di antara pengusaha dan si miskin di mana pengusaha mampu mengembalikan modal hingga menghitung keuntungan juga si miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokoknya baik sandang maupun pangan dengan biaya atau harga yang affordable.

 

 

Argumentasi (Perspektif Muslim)

  1. Kita sadari saat melangkahkan kaki ke luar rumah maka kita dapati bahwa mungkin beberapa orang yang kita sebut menengah ke bawah (orang miskin) terlihat tidak seberuntung kita. Maka dari sini orang miskin “mengajarkan” umat Muslim untuk selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT. Selain itu, keberadaan saudara-saudara kita yang kurang berada juga mengasah rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, sehingga tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan saling membantu. Simpati maupun empati seharusnya serta sepatutnya selalu ada di dalam hati tiap-tiap orang meskipun tidak berhadapan dengan orang miskin sekalipun, namun dengan kehadiran orang-orang miskin maka kita dapat untuk menjadi lebih sadar lagi jikalau tenggang rasa sangatlah penting untuk dimiliki sesama makhluk. Dalam hadits juga telah disebutkan mengenai permasalahan ini “Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian.” (HR. Bukhari). Maka pantas kita sadari bahwasanya apa-apa yang kita miliki sekarang tak akan pernah lepas dari keberadaan orang-orang miskin karena dengan melalui adanya merekalah Allah memberikan pertolongan dan rezeki kepada kita yang merasa lebih berada. Tentunya dengan kita yang menyayangi dan peduli dengan nasib mereka melalui banyak cara seperti bersedekah, berzakat, memberikan pendidikan, dan lain-lain.

 

  1. Dalam pandangan saya sebagai muslim, Allah SWT Maha Adil dalam segala ciptaan-Nya. Keberadaan orang miskin dan orang kaya adalah bagian dari rencana-Nya untuk menguji umat manusia. Allah memberikan kesempatan bagi yang mampu untuk menunjukkan kasih sayang dan kedermawanan mereka, sementara orang miskin diberikan kesempatan untuk menunjukkan kesabaran dan keikhlasan mereka. Hal ini menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan. Selain itu juga parameter kebahagiaan tidak sesederhana itu untuk diukur dengan kekayaan maupun status berada, seringkali petani-petani di desa terlihat lebih Bahagia dan puas dengan kehidupannya dibandingkan orang-orang yang duduk di gedung tinggi berhadapan berkutat dengan layar-layar data memuakkan. Untuk mencapai kebahagian telah kita dapati hikmahnya dari saudara-saudara kita yang tidak seberuntung kita dalam harta duniawi, kebahagiaan jelas datang dari rasa syukur kita akan apa-apa yang telah Tuhan berikan di dunia ini. Harta juga tidak dibawa mati kata mereka, namun kata orang-orang kaya lebih baik aku menangis di atas supercar-ku ketimbang di atas ontel jelek, mungkin ada beberapa hal yang bisa kita cerna dari kutipan sebelumnya namun menurut perspektif saya di sini perbandingan untuk kedua kondisi tersebut rasanya tidak apple-to-apple atau tidak menjelaskan apa-apa karena pada dasarnya orang-orang akan menangis akan suatu hal yang membuatnya menangis juga mau bagaimanapun itu kesedihan tetaplah kesedihan bagaimanapun kondisi yang orang-orang ada di dalamnya.

 

 

Kesimpulan

Mempertegas kembali bahwasanya kehadiran orang miskin memiliki peran penting baik dari perspektif Muslim maupun ekonomi. Dalam Islam, keberadaan mereka memungkinkan umat Muslim untuk mengasah empati dan kepedulian sosial. Selain itu, kehadiran mereka juga merupakan manifestasi dari keadilan Allah SWT. Dari sudut pandang ekonomi, orang miskin mengisi pekerjaan penting yang seringkali dianggap remeh banyak mata, menjadi konsumen produk dasar mempertahankan usaha-usaha serta produk-produk dengan harga affordable, dan mendorong inovasi serta kebijakan sosial. Oleh karena itu, dunia membutuhkan orang miskin untuk menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi yang lebih baik. Di sini saya percaya akan Tuhan yang telah merencanakan semuanya dengan adil dan baik secara duniawi maupun alam sana yang akan kita datang di hari kemudian.

1 Comment

  1. fadlanhanif says:

    Wonderful Excellent Amazing Alright !

Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Alert: Content selection is disabled!!