Banyak individu muda sering kali menghadapi batasan usia yang tidak mencukupi saat mereka mencari peluang di internet, seperti lomba-lomba, program pertukaran pelajar, atau kegiatan sukarela. Untuk mereka yang ingin mengembangkan diri, belajar dari pengalaman, dan berkontribusi pada masyarakat, hal ini bisa cukup membuat frustasi. Meskipun banyak program yang menawarkan peluang berharga, seringkali usia yang menjadi batasan utama yang menghambat partisipasi dan potensi penuh mereka. Bisa kita lihat dari banyak program exchange student yang beredar di platform Instagram. Program yang tersedia memang sangat berharga dan menawarkan pengalaman yang akan membantu perkembangan diri individu dengan pesat. Namun lagi-lagi, bagi individu atau pelajar yang berada di bawah batas umur tidak bisa mendapatkan kesempatan tersebut. Hal ini tentu sangat disayangkan. Namun, bukan hanya itu kekurangan dari batasan umur ini, ada banyak lagi hal yang bisa kita ubah untuk memberikan dampak lebih baik dengan mengubah batasan umur di kegiatan lomba, program pengembangan diri, dll.
Potensi pelajar banyak terpendam karena batasan usia dalam peluang-peluang akademik yang tersebar di internet. Contohnya saja pada kerja volunteer yang biasa dilakukan oleh mahasiswa atau orang dewasa. Namun, jika kita lihat lagi, kampus-kampus sangat memberi nilai plus kepada pelajar yang memiliki jam kerja sukarela di masyarakat. Saya sendiri setuju dengan keputusan kampus yang menilai lebih hal tersebut dalam penilaian administrasi mereka. Namun, susah sekali mencari peluang kerja sukarela karena batasan umur yang menghalangi banyak pelajar. Kebanyakan kegiatan kerja sukarela yang beredar di internet dikhususkan bagi para mahasiswa. Sementara untuk menjadi mahasiswa dan dinilai lebih saat administrasi universitas, pelajar akan sangat terbantu dengan jam kerja sukarela tersebut.
Pada dunia kerja, batasan umur sekarang semakin muda. Banyak sekali pekerjaan yang memaksimalkan umur pelamarnya dengan batas umur 27 tahun. Padahal, pada zaman sekarang untuk menempuh pendidikan saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekarang juga pendidikan pelamar S1 sudah tidak dianggap sebagus itu dan para perekrut pekerjaan mencari pelamar dengan pendidikan tinggi di bawah batasan umur. Hal itu hampir mustahil dilakukan dengan tingkat kompetitif yang tinggi seperti di indonesia, dimana kondisi demografi indonesia yang membuat diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk S1 susah sekali. Jika dihitung lagi, semisal kita beruntung dan langsung kuliah setelah SMA, kita akan lulus di antara umur 22 (jika kuliah 4 tahun), lalu jika langsung mengambil S2 tanpa tahun libur akan lulus pada umur 26 tahun. Dengan masa tempuh pendidikan lama, sedikit susah untuk memenuhi kriteria umur dibawah 27 tahun tersebut. Maka, semakin susah pula kesempatan atau peluang mendapatkan kerja.
Banyak kegiatan pengembangan karakter yang pelajar banyak ingin ikuti, namun hal tersebut lagi-lagi terhambat karena batasan usia. contohnya, Model United Nations (MUN) konferensi dimana seluruh pembicara dengan skill luar biasa bertemu dan membicarakan isu international. Namun, sayang sekali event ini dibatasi umur. Sehingga pelajar dibawah ketentuan umur itu tidak bisa ikut mengembangkan diri mereka secepat orang-orang yang mengikuti MUN konferensi tersebut. Bukan hanya kegiatan MUN konferensi, masih banyak lagi kegiatan pengembangan diri yang sangat berharga namun dibatasi umur. Contohnya, Kennedy-Ludgar Youth Exchange and Study (KL-YES). Di mana ini dikhususkan untuk pelajar kelas 10-11. Dengan fasilitas dan kesempatan yang ditawarkan begitu luar biasa. Sayang disayangkan tidak banyak pelajar atau orang yang bisa mendapatkan kesempatan itu.
Kompetisi-kompetisi atau program yang memiliki dampak besar bagi persiapan untuk karir masa depan pelajar persebaran luas di internet. Namun, pelajar masih harus memilah dan memilih kembali setiap lomba dan program itu, karena di setiap kriteria itu kemungkinan akan dihalangi dengan tidak mencukupinya umur mereka untuk program atau lomba tersebut. Dengan hal itu pula, pengalaman dan ilmu yang akan digapai atau dimiliki pelajar tidak akan mencapai potensi sepenuhnya. Orang dewasa selalu bilang, bahwa beasiswa berserakan zaman sekarang. Benar, namun apa realita nya? Terlalu banyak syarat dan batasan sehingga semua peluang yang berserakan pun akhirnya jika di lihat kembali akan sama saja dengan tidak ada peluang. Terlalu banyak pelajar yang terus mencari dan mencari kesempatan untuk prestasi akademiknya. Namun pada kebanyakan waktu, batasan umur pada peluang atau kesempatan tersebut terus menjadi hambatan terbesar.
Sering kali, batasan usia di berbagai peluang akademik, sukarela, dan pekerjaan telah menjadi penghalang bagi banyak pelajar dan individu muda dalam mencapai potensi maksimal mereka. Karena batasan umur, pelajar sulit menemukan kesempatan untuk mengalami kerja sukarela meskipun kampus-kampus sangat menghargainya. Serupa dengan itu, adanya batasan umur yang ketat dalam dunia kerja dapat meningkatkan tekanan bagi para pelamar muda, terutama di tengah persaingan sengit dan kebutuhan akan pendidikan tinggi. Pelajar yang belum mencapai usia tertentu seringkali menghadapi hambatan dalam mengakses kegiatan pengembangan karakter seperti MUN konferensi, yang dapat melambatkan perkembangan mereka. Karenanya, perlu ada pendekatan yang lebih menyertakan dan adaptif dalam menentukan batasan usia agar semua orang memiliki kesempatan yang setara untuk tumbuh dan merencanakan masa depan mereka.