Merasa kesulitan memahami puisi atau lirik lagu seorang penyair? pernah mendengar istilah “makna sebuah lagu hanya dipahami oleh penyairnya saja?”
Baiklah, pertama-tama buanglah pikiran bahwa “makna sebuah lagu hanya dipahami oleh penyairnya saja”. Karena pada kenyataannya kita semua bisa memahami lirik puisi atau lagu yang ditulis oleh penyair melalui metode parafrase.
Sebelum melihat hasil parafarse dari lirik lagu sang legendaris, mari kita ulas terlebih dahulu apa itu parafrase. Apakah yang dimaksud parafrase?
Parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain (prosa). Hal itu berarti bahwa puisi yang tunduk pada aturan-aturan puisi diubah menjadi prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut. Dalam kata lain, parafrase puisi adalah memprosakan puisi. Parafrase juga berarti pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan makna yang tersembunyi.
Nahh… sudah paham apa yang dimaksud dengan parafrase? Sekarang mari kita lihat contoh parafrase lirik lagu sang legendaris kita,
Kisah(-kisah) usang (manusia) tikus di dalam kantor
Yang (kerjanya) suka berenang disungai (uang) yang kotor
Kisah-(kisah) usang (manusia) tikus (yang) berdasi
Yang suka (berbohong) (dan selalu) ingkar janji lalu sembunyi(-kan diri)
(Meskipun) di balik meja (kantor) teman sekerja(-nya)
(maupun) di dalam lemari (yang terbuat) dari baja(, ia tetap tidak perduli)
(Satpam) kucing datang (ke dalam kantor) (lalu manusia tikus ) cepat-cepat (meng-)ganti muka(-nya)
(dan tikus pun ) Segera menjelma (menjadi malaikat) bagai tak tercela (sama sekali)
(Tikus) masa bodoh, (dan tidak perduli meski ke-)hilang(-an) harga diri(-nya)
(“Asal tidak terbukti, ah tentu sikat lagi” ujar tikus.”
Tikus-tikus (itu) tak (pernah) kenal kenyang
Rakus(-nya) bukan kepalang
Otak tikus (sangat cerdik dan ) memang bukan otak udang
(Ketika) Kucing datang tikus (pun) menghilang
(Satpam) kucing (kantor) yang kerjanya molor
Tak (pernah) ingat tikus kantor (selalu) datang men-teror (uang kantor)
Cerdik (dan) licik tikus bertingkah tengik
(atau) mungkin karena sang (satpam) kucing
Pura-pura mendelik (saja)
(Manusia) tikus (itu) tahu (bahwa) sang (satpam) kucing (ke-)lapar(-an)
(dan tikus pun) kasih roti (kepada satpam kucing kemudian) jalanpun lancar
Memang (teramat) sial (satpam kucing sangat bodoh dan ) sang (manusia) tikus teramat pintar
Atau mungkin si(satpam) kucing yang kurang ditatar (oleh atasannya)!
Bagaimana? Sudah paham kan cara memaknai sebuah lirik? selamat mencoba!