You dont have javascript enabled! Please enable it!

Bumi, Pandemi dan Kami: Puisi Kolaborasi

Bumi, Pandemi dan Kami: Puisi Kolaborasi

Udara terlihat lebih bersih
Dedaunan berhasil mengantarkan oksigen
Bumiku sehat.
Apa bumiku sakit sebelumnya?

19 Comments

  1. Alifia Dea Mawardani says:

    Sebelumnya tak begini, Aku mengenal bumiku sebelumnya
    Tak ada yang salah dengan bumiku ini, dulu ku rasakan kenyamanan tinggal di bumiku tercinta

  2. ANGGA RIZKY SETIAWAN says:

    Bumiku baik baik saja
    Dedaunan masih terus bekerja
    Embun pagi masih membasahi pipi
    Ditambah keindahan Kilauan mentari

  3. Arifah says:

    Bumi akan terus baik baik saja
    Jika ia tidak memikul beban yang semakin sarat
    Jika manusia tidak serakah tamak dan jahat
    Dan jika manusia bisa hidup tanpa gejolak

  4. Deani Mourischa says:

    Bagaimana kisahnya kini?
    Hal kecil berdampak besar
    Tangisan kini semakin bergulir
    Tinggal kita yang mengikuti bagaimana ia mengalir

  5. Eka Trisna Dewi says:

    Mengalir bersama sisa sia kenangan
    Jatuh bersama air mata yang terbuang
    Menunggu berubahnya takdir tuhan
    Semoga penderitaan segera hilang

  6. Fathia Marcha Anamy says:

    Isakan tangis mengulir perlan
    Mengikuti alur perjalanan sunyi
    Berita duka seakan membuyarkan lamunan
    Berharap pandemi segera usai dan pergi

    • indah pramesti says:

      Terasa pahitnya keadaan yang telah menghancur kebahagiaan
      aku ingin melihat semua terasa sempurna sedia kala
      layaknya jalan lurus menuju surga

  7. Indira Puja says:

    Sudah cukup kamu berada di bumi
    Telah banyak jiwa yang diambil
    Sudah cukup kamu bersenang-senang disini
    Sebagai peringatan bagi manusia labil

  8. Iqri Pebriyadi says:

    Terkadang engkau menghukum yang benar
    Tetapi disaat yang tidak tepat
    Bukankah kamu sudah puas?
    Melihat alam semesta ini

  9. KELSYA RUKHIYAH NADILA says:

    Kami kira makhluk bermahkota itu
    Merekalah monsternya
    Tetapi sejatinya
    Kamilah monster itu

  10. Khairul azmi says:

    Kini semua kian berbeda
    Ketika pandemi ini melanda
    Seakan alam murka
    Pada penghuni isi dunia

  11. Mardhiah Syahidah says:

    Sungguh miris melihat perbedaan ini
    Kini tersesali sudah perbuatan selama ini
    Namun apa boleh buat?
    Alam seolah sudah tidak menyadari

  12. MUHAMMAD ARIEF SUGANDA says:

    banyak sudah yang terjadi pada alam kita
    banyak sudah yang terjadi pada bumi
    setiap orang bertanggung jawab
    atas semua kesalahan dan kelalaian kita sebagai penghuni bumi

  13. Marwah Multaraffi Muhammad says:

    apa yang telah kita lakukan selama ini
    mendapat teguran dari ilahi
    dapatkan kita saling mengerti
    untuk menjaga bumi ini

  14. Muhammad hasby says:

    Di mana kesombongan yang selalu kita banggakan
    Bak sebuah gempa di dasar laut yang menjadi penghantar untuk tsunami
    Kesombongan itu hanya mengantarkan bencana bagi bumi ini
    Akankah hal ini akan terus terjadi ataukah hal ini akan berhenti

  15. Rafli Al Fathan says:

    ku harap engkau pergi
    dan mengerti kondisi kami saat ini
    kami lara…..
    terbelenggu didalam lockdown negara

  16. Raihan Ramadhan Aidil says:

    Tetesan air mata menyentuh dinginya tanah
    Dunia tiada henti mempertontokan amarahnya
    Ingin diri ini menghakiminya
    Tapi apa daya hanya sebuah fatamorgana

  17. Raudhatul Khasanah says:

    Sungguh tega kau datang
    Datang tanpa membawa pesan
    Ketakutan, kecemasan kini menjadi tradisi
    Tak satupun dapat tenang melihat semua ini

  18. Ryan Eriansyah says:

    Ini semua adalah bukti
    Bukti dari keserakahan diri
    Diri manusia yang tak mau mengerti
    Akan larangan dari sang ilahi
    Ini semua adahal hasil
    Buah tangan dari sang khalifah
    Yakni manusia yang amat serakah
    Menganggap dunia fana sebagai syurga

Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Alert: Content selection is disabled!!