You dont have javascript enabled! Please enable it!

Strategi Bertutur Menurut Brown dan Levinson (contoh kalimat)

Contoh tindak tutur yang dilakukan dengan strategi bertutur langsung tanpa basa-basi

  • Konteks: Seorang abang menyuruh adiknya mengambil kunci.

“Ambilkan kunci itu!”

  • Konteks: Dituturkan oleh seorang wanita kepada temannya saat akan pergi ke pesta.

“Pakaianmu terlalu mencolok.”

Berdasarkan kriteria kesantunan dan kelangsungan strategi bertutur menurut Brown dan Levinson, Strategi bertutur tanpa basa basi merupakan bentuk-bentuk tuturan yang dilakukan untuk melarang suatu tindakan secara langsung tanpa basa-basi.  Kalimat (a) dan (b) dapat dikatakan sebagai tindak tutur langsung tanpa basa-basi, Karena maksud yang diutarakan penutur sama dengan jenis kalimat yang digunakan. Dalam menyampaikan maksudnya, penutur langsung menggunakan kalimat perintah atau imperatif (diakhiri dengan tanda seru) tanpa menggunakan basa-basi untuk memberi kesan baik terhadap lawan tuturnya.

Contoh tindak tutur yang dilakukan dengan strategi bertutur berterus terang dengan kesantunan positif.

  • Konteks: Seorang kakak menyuruh adiknya mencuci piring.

Dik, tolong piringnya jangan dibiarkan kotor begitu, ya!”

  • Konteks: Kalimat ini dituturkan oleh seorang karyawan kepada karyawan lainnya ketika terjadi perbedaan ide.

Bagaimana jika kita satukan pendapat untuk mengambil tawaran dari perusahaan itu?”

Berdasarkan kriteria kesantunan dan kelangsungan startegi bertutur menurut Brown dan Levinson, Strategi bertutur terusterang dengan basa basi kesantunan positif ini menyatakan bentuk-bentuk tuturan yang melarang suatu tindakan yang dilakukan dengan kesantunan positif. Kesantunan positif ini maksudnya si penutur memasukkan dirinya sebagai kelompok yang sama dengan si petutur misalnya dengan menggunakan kata saudara, bagi saya, atau saya juga. Artinya, strategi ini mengarahkan penutur sebagai pemohon untuk menarik tujuannya dengan basa-basi. Kalimat (a) dan (b) merupakan kalimat yang diujarkan dengan strategi bertutur berterus terang dengan basa-basi kesantunan positif karena tuturan yang diutarakan merupakan kalimat larangan yang dilunakkan dengan menggunakan kata ‘tolong’ dan kata sapaan ‘Dik’ serta penutur memasukkan dirinya sebagai kelompok yang sama dengan menggunakan kata “kita”.

Contoh tindak tutur yang dilakukan dengan strategi bertutur berterus terang dengan basa-basi kesantunan negatif

  • Konteks: Kalimat ini dituturkan oleh seorang pria di dalam bus kepada orang yang duduk di bangku sebelahnya.

”Bisakah saya melihat korannya, Mas?”

  • Konteks: Kalimat ini dituturkan oleh seorang mahasiswa yang terlambat kepada dosennya.

”Maafkan saya terlambat, Bu.”

Berdasarkan kriteria kesantunan dan kelangsungan startegi bertutur menurut Brown dan Levinson, Strategi bertutur berterus terang dengan basa basi kesantunan negatif ini merupakan tuturan yang dilakukan penutur kepada mitra tutur dengan berupaya untuk tidak menganggu kebebasan mitra tutur, kesantunan negatif khusus diungkapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang kelihatan seperti meminta izin untuk menyatakan suatu pernyataan.  Kalimat (a) dan (b) merupakan kalimat yang diujarkan dengan strategi bertutur berterus terang dengan basa-basi kesantunan negatif karena tuturan yang diutarakan penutur merupakan wujud upaya penutur agar mitra tuturnya tidak merasa terganggu kebebasannya yang diungkapkan dengan pertanyaan yang kelihatan seperti meminta izin untuk menyatakan suatu pertanyaan atau kesalahan.

Contoh tindak tutur yang dilakukan dengan strategi bertutur samar-samar

  • Konteks: Kalimat ini dituturkan oleh seorang remaja kepada temannya yang kedapatan mencuri uang di kelas.

”Saya melihat apa yang kamu lakukan dengan mata kepala saya sendiri.”

  • Konteks: Kalimat ini dituturkan oleh seorang editor kepada penulis yang mengirimkan naskah tulisannya.

”Tulisanmu bagus sekali sampai-sampai saya tidak dapat mengerti satu pun maksudnya.”

Berdasarkan kriteria kesantunan dan kelangsungan startegi bertutur menurut Brown dan Levinson, Strategi bertutur samar-samar ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu tuturan yang mengandung isyarat kuat dan tuturan yang mengandung isyarat lunak. Tuturan yang mengandung isyarat kuat mengacu pada tuturan yang mempunyai daya ilokusi kuat. Sebaliknya, tuturan yang mengandung isyarat lunak mengacu pada tuturan yang daya ilokusinya lemah. Kalimat (a) dan (b) merupakan kalimat yang diujarkan dengan strategi bertutur samar-samar, karena tuturan yang dilakukan oleh penutur mengandung isyarat kuat dan isyarat lemah yang dibuktikan dengan penggunaan gaya bahasa tautologi pada kalimat (a) dan gaya bahasa ironi pada kalimat (b).

Contoh tindak tutur yang dilakukan dengan strategi bertutur dalam hati

  • Konteks: kalimat ini dituturkan oleh seorang wanita dalam hati yang merasa kecewa pria yang ia cinta memilih wanita lain.

“Andai saja aku menyatakan cintaku kepadanya sedari dulu,” bisiknya dalam hati.

  • Konteks: Kalimat ini dituturkan oleh seorang lelaki yang sedang dicaci maki oleh wanita.

”Kalau saja kau bukan perempuan, sudah kubanting kau ke lantai,” gerutunya dalam hati.

Berdasarkan kriteria kesantunan dan kelangsungan startegi bertutur menurut Brown dan Levinson, Strategi bertutur dalam hati ini merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan menahan diri untuk tidak mengatakan secara verbal perkataan kepada mitra tutur. Strategi bertutur dalam hati adalah strategi yang paling tidak langsung jika dibandingkan dengan strategi bertutur lainnya karena tidak ada satu katapun yang menandai pesan penutur kepada mitra tutur melalui tuturan. Bentuk pesan yang disampaikan penutur biasanya terlihat dari ekspresi (raut muka) penutur. Kalimat (a) dan (b) merupakan kalimat yang diujarkan dengan strategi bertutur dalam hati karena penutur tidak menyampaikan pesan atau  informasinya secara verbal.  

Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Alert: Content selection is disabled!!